PADANG, SWAPENA -- Stunting pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah Kota Padang saat ini.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Ratna Sari menjelaskan, untuk tahun 2021, kasus Stunting di Kota Padang sebesar 18,9 persen dari total angka kelahiran
Angka tersebut menurutnya menurun dari tahun sebelumnya yakni sebesar 20 persen dan masih jauh di bawah angka kasus untuk Provinsi Sumatera Barat yakni sebanyak 23 persen.
Menurutnya saat ditemui seusai kegiatan Rumah Gizi di Kecamatan Padang Timur, Senin (24/1), ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus Stunting, salah satunya adalah faktor ekonomi. "Kebanyakan Stunting terjadi karena ketidak mampuan orang tua dalam memenuhi asupan gizi, mulai dari saat kehamilan," ujarnya.
Selain itu kurangnya literasi dan pengetahuan kesehatan dari ibu hamil ditambah dengan keengganan mendatangi tempat pelayanan kesehatan juga menjadi penyebab terjadinya Stunting.
DKK Padang lanjut Ratna, terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi. Salah satu upaya tersebut adalah dengan bekerjasama dengan KUA. Dimana para calon pengantin (catin) yang mendaftar ke KUA diarahkan ke Puskesmas untuk mendapatkan edukasi terkait kesehatan reproduksi. "Kita juga melakukan sosialisasi terhadap remaja putri tentang bahaya pernikahan dibawah umur baik secara kesehatan maupun psikologis, serta memberikan vitamin penambah darah," lanjutnya.
Sementara Camat Padang Timur Siska Meilani mengatakan akan membantu ibu hamil dalam pengurusan administrasi kependudukan (Adminduk), sehingga dapat menerima berbagai program bantuan pemerintah.
"Untuk ibu hamil, tiga bulan sebelum persalinan harap segera melapor ke kelurahan, sehingga dapat dibantu proses Adminduk termasuk juga jaminan kesehatan," ujar Siska. (mc/pdg).