Fahira Idris |
JAKARTA, SWAPENA -- Sejak pertama kali dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari Afrika Selatan pada akhir November 2021 lalu, varian Omicron kini sudah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia. Tingkat penularan varian Omicron yang diyakini melebihi varian Delta membuatnya menjadi perhatian besar karena memungkinkan untuk memunculkan gelombang baru Covid-19 di berbagai negara. Di Indonesia, temuan kasus baru varian Omicron bertambah.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, karena sebagian besar temuan varian Omicron di Indonesia berasal dari para pelaku perjalanan internasional maka masyarakat diharapkan menunda dulu rencana perjalanan luar negeri dalam waktu dekat ini. Selain karena varian Omicron sudah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia, untuk saat ini, Indonesia adalah salah satu negara yang paling aman karena mampu mengendalikan pandemi dengan baik.
“Sebisa mungkin jika memang tidak ada keperluan yang sangat mendesak, rencana perjalanan keluar negeri ditunda dulu untuk sementara. Selain itu, kita yang di dalam negeri juga diharapkan selektif dalam berkegiatan. Situasi pandemi di Indonesia yang sudah membaik itu harus sekuat tenaga kita pertahankan. Apapun variannya, kuncinya kita semua sudah tahu yaitu protokol kesehatan, upaya testing, lacak dan isolasi serta vaksinasi,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (27/12)
Menurut Fahira, situasi pandemi yang masih sangat dinamis terutama akibat munculnya varian baru yang tingkat penyebarannya lebih cepat menempatkan semua negara di dunia saat ini dalam posisi berisiko. Saat ini, di berbagai negara misalnya di Inggris, Belanda dan Amerika Serikat, tren kenaikan kasus di negara tersebut akibat varian Omicron mulai meningkat. Bahkan di Afrika Selatan dan Ghana tren dominasi Omicron mulai menggantikan Delta.
“Varian Delta yang saat ini mendominasi kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah cukup merepotkan banyak negara, apalagi jika nanti varian Omicron yang dinilai punya daya menular lebih cepat mendominasi kasus dunia. Kita semua harus bergerak bersama dan ikut andil dalam upaya pengendalian transmisi varian ini agar tidak menyebar dan meluas di masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” pungkas Fahira Idris.
Sebagai informasi, saat ini total kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia sudah 46 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 16 Desember lalu. Sementara di lingkup global, sudah ada 110 negara di dunia yang melaporkan telah mendeteksi adanya temuan kasus Omicron di wilayahnya per 23 Desember 2021. (rel)