JAKARTA, SWAPENA -- Musyawarah Nasional (Munas) ke- VII, Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Ekonomi dan Budaya (DPP Gebu Minang), akan diselenggarakan pada Maret 2022 mendatang. Keputusan itu disepakati secara musyawarah dan mufakat dalam forum rapat pengurus nasional (Rapenas) di Hotel Balairung Jakarta, Sabtu (4/12) lalu.
Wakil Ketum Umum DPP Gebu Minang, Irjen Pol (Purn) Marwan Paris, mewakili Ketua Umum, Dr.H. Oesman Sapta, dalam sambutannya menjelaskan, penyelenggaraan Rapenas, merupakan amanat konstitusi AD/ART Gebu Minang untuk membahas berbagai dinamika dan perkembangan Gebu Minang ke depan, termasuk untuk memusyawarahkan rencana penyelenggaraan Munas ke-VII.
Dikatakan Marwan Paris, dampak pandemi Covid-19, yang sudah berlangsung hampir dua tahun, sangat mempengaruhi berbagai kegiatan, karena adanya pembatasan kegiatan untuk berkumpul secara fisik. Tetapi bukan hanya dialami oleh Gebu Minang, juga organisasi lain, termasuk pemerintah.
Walaupun adanya pembatasan kegiatan di masa pandemi, bukan berarti Gebu Minang vakum, berbagai kegiatan organisasi terus berjalan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masa pandemi.
Konsolidasi organisasi, pembentukan kepengurusan wilayah dan kepengurusan daerah terus dilakukan dalam upaya untuk mendorong percepatan pelaksanaan program kerja Gebu Minang ke depannya. Karena eksistensi kegiatan Gebu Minang sangat ditentukan oleh wilayah dan daerah seluruh Indonesia. "DPP Gebu Minang akan mewadahi pergerakannya," ujar Marwan Paris.
Selain mempercepat pembentukan pengurus wilayah dan daerah, DPP Gebu Minang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Seperti peristiwa kebakaran Pasar Senen Jakarta, misi kemanusiaan di Papua, dengan memberikan bantuan yang cukup besar, termasuk proses pemulangan warga Minang yang ada di Papua oleh Ketua Umum, Oseman Sapta.
Rapenas yang dibuka langsung Waktum, Marwan Paris itu bertajuk “Dengan Semangat Kebersamaan Kita Songsong Musyawarah Nasional Gebu Minang”.
Rapenas berlangsung satu hari, berjalan sangat dinamis. Peserta Repenas terdiri dari ketua, sekretaris wilayah Gebu Minang se-Indonesia, pengurus DPP Gebu dan Ketua Dewan Pituo, Prof. Dr. Emil Salim serta undangan lainnya.
Ketua Dewan Pituo DPP Gebu, Prof. Dr. Emil Salim, dalam sambutannya melalui virtual zoom, mengingatkan arti penting kelahiran Gebu Minang sebagai organisasi sosial kemasyaratan yang dinilai cukup punya andil besar dalam membangun hubungan ranah dan rantau melalui Gerakan Seribu Minang.
Emil Salim, juga menceritakan historis berdirinya Gebu Minang, yang bermula dari permintaan traktor tangan oleh seorang petani kepada Presiden Soeharto dalam acara Pekan Penghijauan Nasional di Aripan, Kabupaten Solok tahun 1983 silam.
Presiden Soeharto mengusulkan banyak mesin bajak yang bisa didapat jika para perantau Minang yang bermukim di seantero dunia mau menyumbang seribu rupiah saja. Setelah orang Minang melewatkan beberapa kali pesta budaya dan pekan budaya dengan pendanaan yang sebagian besar berasal dari dana negara, akhirnya tahun 1989 resmi didirikan organisasi Gebu Minang dengan segala atribut organisasi lainnya.
Tokoh kunci yang meluncurkan nama Gebu Minang saat itu adalah Emil Salim, Bustanil Arifin, Harun Zain dan lainnya. "Organisasi ini muncul dengan cita-cita besar. Bantuan mesin bajak traktor tangan menjadi terlalu kecil untuk dilakukan. Mulailah cita-cita klasik masyarakat Minangkabau diusung yakni mambangkik batang tarandam," ujar mantan Menteri Lingkungan Hidup tersebut.
Di Forum Rapenas, semua peserta termasuk ketua wilayah juga menyampaikan pandangan umum dan melaporkan dinamika yang terjadi di wilayah kerja masing-masing. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi yang cukup hangat. Bahkan ketua-ketua wilayah mendesak DPP Gebu Minang untuk membangun sinergisitas percepatan program dan kegiatan dengan wilayah dan daerah, sehingga keberadaan Gebu Minang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Minangkabau, baik yang ada ranah maupun di rantau.
Sebagai kesimpulan yang diputuskan dalam Rapenas tersebut di antaranya menyepakati membangun sinergisitas DPP dengan DPW dan DPD se-Indonesia dalam bentuk perwujudan program dan kegiatan sesuai visi dan misi organisasi, mempercepat pembentukan kepengurusan wilayah dan daerah, menyepakati penundaan munas yang direncanakan pada bulan Maret 2022. Penetapan lokasi munas akan diputuskan dalam rapat DPP Gebu Minang dengan mempertimbangkan masukan dan saran peserta Rapenas, apakah di Sumatera Barat atau di DKI Jakarta, dan hal lain adalah penataan kesempurnaan organisasi yang akan diputuskan pada forum munas nanti.
Waketum Marwan Paris, pada penutupan Rapenas menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada peserta yang telah memberikan masukan dan saran konstruktif demi kemajuan Gebu Minang ke depan.
Di akhir sambutan penutupan, Marwan Paris mengajak semua peserta Rapenas agar berperan aktif membesarkan Gebu Minang di wilayah dan daerah masing-masing sebagai bentuk pengabdian tanpa pamrih kepada kampung halaman, sebagaimana yang telah dirintis oleh pendiri Gebu Minang. "Ini adalah kewajiban kita untuk meneruskan perjuangan para pendiri," kata Marwan. (rl/as)