PADANG, SWAPENA -- Dalam rangka mengingatkan kembali akan sejarah perjuangan bela negara dalam peristiwa penting Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), Pemerintah Sumatera Barat melalui Dinas Pariwisata menggelar Tour de PDRI. Iven bersepeda itu dilaksanakan 6 etape melewati titik-titik bersejarah PDRI tersebut. Kegiatan itu dibuka Gubernur Sumbar Mahyeldi, Di Halaman Gedung Juang 45 Sumbar, Jl. Samudera, Padang, Senin (13/12).
Tour de PDRI itu diikuti 70 peserta lintas intansi dan komunitas sepeda, dilaksanakan selama enam hari hingga tanggal 18 Desember 2021 mendatang. Dimulai dari etape 1 dengan rute keliling Kota Padang sejauh 33,72 KM, lalu etape 2 menempuh rute Padang Aro - Bidar Alam 24,23 KM, kemudian etape 3 di Pulau Punjung 26,92 KM. Setelah itu etape 4 di Sumpur Kudus 27,4 KM, Etape 5 Lintau Buo - Monumen Avro Anson 26,51 KM, terakhir Etape 6 Limbanang - Museum PDRI 29,8 KM.
Gubernur memaparkan, PDRI itu waktunya tidak lama, hanya 207 hari, akan tetapi jadi penentu nasib bangsa indonesia pada waktu itu. Pada saat itu, kata Gubernur, Ibukota dikuasai oleh penjajah, dan Soekarno dan Hatta ditawan, sehingga Penjajah belanda menyebut Indonesia sudah tamat.
"Pasca Proklamasi, tercatat ada 11 peristiwa besar di Indonesia dan salah satunya adalah PDRI. Jangan samakan PDRI dengan PRRI, karena itu kita angkat momen ini, dalam rangka mengingatkan perjuangan ini," ujar Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya sesaat sebelum melepas Etape 1 Tour de PDRI dimaksud.
"PDRI adalah penyambung nyawa Indonesia. Jika tidak ada PDRI, tamatlah Indonesia. Tokoh-tokoh para pelaku PDRI bergerilya dari hutan ke hutan, punya presiden dan kabinet, sehingga sah disebut sebagai pemerintahan, hingga akhirnya situasi aman, dan Mr. Syafruddin Prawiranegara kembali menyerahkan mandat kepada Soekarno," lanjut Buya Mahyeldi.
Ditambahkan gubernur, sangat banyak catatan penting dari peristiwa PDRI yang bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda saat ini dalam rangka meningkatkan semangat nasionalisme dan semangat bela negara. Baik pelajaran dari peristiwanya, dan dari tokoh-tokohnya.
Selain bersepeda, kegiatan lain juga dilaksanakan sekaitan dengan momentum Hari Bela Negara, yaitu penyuluhan bela negara di Payakumbuh pada 18 Desember, penanaman 35 ribu pohon di beberapa kabupaten/kota, dan juga napak tilas dari Bonjol sampai ke Koto Tinggi. Puncaknya pada 19 Desember dilaksanakan upacara di Monumen Bela Negara, Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh Kota.
Pada 2022 mendatang, menurut gubernur, peringatan Hari Bela Negara akan dilakukan dalam rentang waktu yang lebih panjang, mulai 19 Desember berakhir 15 Januari yang bertepatan dengan peristiwa Situjuah. Kegiatan ini akan menjadi iven tetap tahunan di Sumbar. (kmf)