Muchamad Nabil Haroen |
JAKARTA, SWAPENA -- Kemunculan varian baru Corona atau Covid-19, yakni varian Omicron, nyaris nyata di Indonesia. Karena itu, semua pihak berkepentingan harus benar-benar menjaga agar virus yang berasal dari Afrika ini tidak menjadi pandemi di Tanah Air.
Demikian dikemukakan Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muchamad Nabil Haroen dalam Dialektika Demokrasi dengam tema 'Antisipasi Varian Omicron Jelang Nataru 2021', di Media Center Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (2/12).
Disebutkan Gus Nabil sapaan politisi PDI Perjuangan ini, varian baru ini adalah cicitnya Covid-19. Untuk itu, ia berharap betul-betul varian Omicron ini tidak berada di Indonesia. "Saya minta pihak berkepentingan benar-benar menjaganya virus berasal dari Afrika ini," pintanya.
Terpenting lagi, tambah Gus Nabil, koordinasi yang sangat rapi dan baik antar stakeholders, seluruh Kementerian dan Lembaga, harus betul-betul bisa menurunkan atau bahkan menghilangkan ego sektoralnya masing-masing, untuk melakukan langkah-langkah kerja yang sifatnya mitigasi. "Saya punya pengalaman yang cukup berharga. Ini saya ngomong di dapil saya, di mana capaian vaksinasi di akhir Juli 2021 masih sangat rendah, di bawah 20%, kemudian bersama dengan seluruh masyarakat stakeholder dan seluruh masyarakat, kami semua belajar bagaimana mempercepat angka vaksinasi, sehari itu dulu paling di akhir Juli sehari itu 1 kabupaten paling sehari 3000-5000, namun atas kerja sama dan kerja bersama akhirnya kita bisa melakukan satu hari suntikan 70.000 dosis dalam satu hari," katanya.
Vaksinasi itu, menurut dia, adalah satu langkah melakukan pencegahan tertularnya Covid-19, varian apapun, disamping masyarakat juga harus disiplin dalam mentaati prokes. Jadi, intinya, kata Gus Nabil, mencegah covid-19 dari varian apa pun, seperti saat ini sudah merebak varian baru omicron, penangkalnya hanya satu kerja sama antara yang berkepentingan. Dan hilangkan ego sektoral masing-masing.
"Semua, harus dijalankan bersama-sama. Baik itu vaksinasi, menerapkan 3T dengan benar, dan mengawasi masyarakat atas prokes. Contohnya tadi di dapil saya. Hasil kerjasama pelaku yang berkepentingan capaian vaksinasi sudah hampir merata," katanya.
Apalagi, masih menurut Gus Nabil, mengetahui surat edaran yang banyak sekali, baik dari Mendagri, Menkes, dan lainnya. Pemangku kepentingan harus bisa menyelaraskan ya. Tidak masing-masing menjalankannya. "Semua harus dijabarkan satu irama. Jangan sampai menteri A bilang apa, menteri B bilang apa, maka yang bingung masyarakat, kalau menterinya mungkin tidak bingung tetapi masyarakat yang bingung. Akibatnya jadi konyol. Masyarakat ikut konyol juga. Tidak jalan itu pencegahan penularan virus varian baru omicron," tambahnya.
Terakhir, Gus Nabil mengingatkan, kepada pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan, mitra kerja DPR RI untuk betul-betul mempersiapkan sistem kesehatan ini sebaik-baiknya. "Kita sudah belajar covid ini cukup lama, meskipun belum ada satu negara pun yang pernah tuntas menghadapi covid, tetapi Indonesia sudah cukup luar biasa, bisa melalui covid-19 ini. Saya kira belajar dari kasus yang sudah-sudah maka bagaimana sistem kesehatan ini diperkuat, Rumah sakit disiapkan, tempat isolasi disiapkan, oksigen juga harus diperhitungkan jangan sampai ada kekosongan, kemudian obat-obatan dan lain-lain," tutup dia. (ry)