JAKARTA, SWAPENA -- Wakil Ketua MPR RI Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, mengatakan jika ingin melihat Indonesia maju, maka berikan kesempatan kepada generasi muda. Sebab, anak muda adalah orang yang kuat, energik, tahan banting dan siap menghadapi segala tantangan termasuk tantangan bangsa Indonesia ke depan.
“Kita harus memberi dukungan kepada generasi muda. Sebab, generasi muda yang membawa bangsa ini ke depan. Jadi, kalau ingin membangun, serahkan kepada anak muda,” katanya dalam Diskusi Empat Pilar MPR bertema “Menanamkan Karakter Kepahlawanan pada Generasi Muda” di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/11).
Diskusi Empat Pilar MPR ini juga menghadirkan nara sumber anggota MPR dari Kelompok DPD, Jialyka Maharani, S.I.Kom dan anggota MPR dari Fraksi Nasdem Hillary Brigitta Lasut, SH, LLM.
Mengutip hasil survei, Sjarifuddin Hasan, mengungkapkan bahwa anak muda adalah orang yang kuat, energik, dan tahan banting, serta siap menghadapi segala tantangan, termasuk tantangan bangsa ini ke depan. “Selain itu, anak muda adalah orang yang visioner, penuh dengan cita-cita, dan dia mampu meraih cita-citanya,” ujar Syarief Hasan, sapaan Sjarifuddin Hasan.
Syarief Hasan mencontohkan proses regenerasi kepemimpinan di Partai Demokrat. Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah ketua umum parpol termuda. “Jadi, yang paling penting kita berikan kesempatan kepada anak muda untuk membuktikan kemampuan mereka,” kata dia.
Syarief Hasan menyebutkan kepemimpinan anak muda di Indonesia masih sangat kecil, yaitu kurang dari 1 persen. Padahal penduduk Indonesia sebanyak 270 juta orang, namun hanya sedikit anak muda yang menjadi pemimpin. Untuk itu, Syarief Hasan mengharapkan pemimpin Indonesia pada tahun 2024 dari kalangan anak muda.
“Kita punya banyak calon dari kalangan muda, seperti AHY, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Muhaimin, dan banyak lagi. Kita beri kesempatan kepada anak muda. Jangan dibatasi. Apalagi kalau presidential threshold-nya 0 persen, itu lebih bagus lagi,” sebutnya.
Menurut Syarief Hasan, generasi muda harus diberi kesempatan untuk memimpin. Sebab, kepemimpinan generasi muda sudah terbukti pada saat Sumpah Pemuda. Ketika dibutuhkan, generasi muda selalu tampil. “Karena itu kita harus memberikan kebijakan yang berpihak kepada generasi muda,” ujarnya.
Dia mengharapkan pada saat Indonesia Emas tahun 2045 semakin banyak politisi muda Indonesia. “Kalau kita ingin melihat Indonesia maju, maka kita harus berikan kesempatan kepada generasi muda kita,” ucapnya.
Sementara itu, anggota MPR dari Kelompok DPD, Jialyka Maharani mengatakan peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan menjadi momentum bagi anak-anak muda untuk mengingat bahwa anak-anak muda di masa lalu bisa mempersatukan bangsa. “Anak muda zaman sekarang jangan mau kalah dengan anak-anak muda di masa lalu,” katanya.
Menurut Jialyka, dengan segala keterbatasan, anak-anak muda dari Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera, dan lainnya bisa mengesampingkan egonya untuk bersatu. Anak-anak muda saat ini yang memiliki privilege dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seharusnya bisa melebihi anak-anak muda pada masa lalu.
“Jangan sampai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi justru menggerus nilai-nilai kebangsaan dan kepahlawanan. Ini harus menjadi catatan untuk anak-anak muda saat ini,” ujarnya.
Anggota MPR dari Fraksi Nasdem, Hillary Brigitta sependapat bahwa anak-anak muda memainkan peranan penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Namun, anak-anak muda Indonesia harus lebih dulu menunjukkan kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas, termasuk dalam soal kepemimpinan yang bisa melebihi generasi pendahulunya. “Bukan dengan cara memberikan privililege dan ‘karpet merah’ kepada generasi muda. Sebaliknya, generasi muda harus menunjukkan kemampuan, kapasitas dan kapabilitasnya,” ujarnya. (ry)