LUBUK BASUNG, SWAPENA -- Rangkaian Bakti Dokter dan peringatan HUT IDI ke-71, lebih 300 ribu masyarakat divaksin di Sumatera Barat. Puncak kegiatan vaksinasi dilaksanakan Sabtu (23/10) pada dua tempat di Kabupaten Agam.
Sehari sebelumnya juga telah dilaksanakan Webinar tentang Vaksinasi dalam meningkatkan minat vaksin di tengah masyarakat yang dihadiri Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy dan dr. Asrawati, SpA (K). Demikian disampaikan Ketua Panitia Bakti IDI, dr Indra Wenni, MPH.
Dijelaskan, selama 23 hari terhitung 1 hingga 23 Oktober 2021 telah dilaksanakan gebyar vaksinasi dalam rangka HUT IDI ke-71 dimaksud. Sebanyak 339.229 jiwa berhasil divaksin tahap pertama dan 149.185 vaksinasi tahap kedua.
Puncak pelaksanaan vaksinasi dipusatkan pada dua tempat di Kabupaten Agam, yaitu di MTSN 8 Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek dan Pesantren Parabek, Kecamatan Banuhampu dihadiri Presiden Elect IDI Pusat, dr Adib Khumaidi, Sp.OT, Bupati Agam DR. Andri Warman, S.SoS MM, Ketua IDI Wilayah Sumatera Barat, dr Pom Harry Satria SpOG (K), dan Ketua IDI Cabang seluruh Sumatera Barat.
Ketua IDI Wilayah Sumatera Barat, dr. Pom Harry Satria SpOG mengatakan kegiatan pelayanan vaksinasi melalui IDI cabang se-Sumatera Barat yang dipusatkan di Kabupaten Agam adalah salah satu jawaban komitmen dokter untuk pencapaian target vaksinasi Covid-19 di Sumbar.
Selain itu, diberikan penghargaan dari IDI Sumatera Barat dan Pengurus Besar IDI kepada dokter pejuang Covid-19 yang gugur dalam melaksanakan tugas mulia. "Ini adalah bentuk penghargaan yang juga merupakan motivasi bersama bagi pengabdian tanpa henti dokter di Sumbar melawan Covid-19," ujar dia.
Bupati Agam, DR. Andri Warman, yang hadir pada acara puncak vaksinasi menyatakan terima kasih kepada IDI yang telah mempercayakan Agam sebagai pemusatan vaksinasi Covid-19. "Semoga ini bisa menjadi pelecut bagi tenaga kesehatan di Agam untuk bisa meningkatkan capaian vaksinasi Agam," harap dia.
Presiden Elec IDI Pusat, dr Adib Khumaidi, SpOT dalam orasinya mengatakan para dokter telah bekerja keras di garis depan, mempertaruhkan diri dan keluarga untuk memberikan perawatan kepada pasien yang tak terhitung jumlahnya yang jatuh sakit karena Covid-19. "Kondisi kerja sangat menantang. Banyak dokter telah menjadi korban virus, dan beberapa dari kita telah meninggal saat merawat orang lain. Tantangan permasalahan kesehatan yang semakin kompleks, disrupsi pelayanan kesehatan yang diakibatkan krisis paska pandemi, transformasi digital, liberalisasi jasa kesehatan, mengembalikan pamor dokter Indonesia menjadi urgensi yang saat ini harus dilakukan," ujar dia. (rel)