PADANG, SWAPENA -- Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menetapkan status siaga darurat bencana hingga akhir Desember 2021. Penetapan ini dilakukan untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana alam.
Status siaga bencana ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar Nomor:360/51/BPBD/2021 tentang penetapan status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah Sumbar. Surat keputusan ditetapkan dan ditandatangani Gubernur, Kamis (7/10/2021) lalu di Padang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Erman Rahman, kemarin, mengatakan, penetapan status siaga darurat bencana ini dilakukan berdasarkan pertimbangan prakiraan cuaca di Sumbar.
Katanya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Sumbar perlu siaga bencana karena ada potensi banjir dan longsor. “Berdasarkan laporan BMKG itu, intensitas hujan sedang hingga tinggi itu akan terus terjadi hingga November atau Desember. Makanya perlu kesiapsiagaan bencana dan kita tetapkan status darurat,” katanya.
Berkaca dari peristiwa belakangan, sebut Erman, kiranya memang telah terjadi bencana banjir di beberapa kabupaten kota di Sumbar. Seperti di Padang, Pesisir Selatan, Solok dan lainnya. Bahkan longsor di Kabupaten Padang Pariaman mengakibatkan korban meninggal dunia hingga delapan orang.
Status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di Sumbar berlangsung selama 107 hari, ditetapkan sejak 15 September sampai tanggal 31 Desember 2021. Jadwal ini ditetapkan oleh pemerintah provinsi dan akan ditindaklanjuti oleh kabupaten kota untuk kesiapsiagaan.
“Bencana ini tidak bisa kita prediksi, bisa saja cerah sekarang nanti sore hujan lebat, tapi setidaknya kita dapat informasi dari BMKG. Bencana bisa kapan saja terjadi, hendaknya jangan sampai ada korban,” katanya.
Selama penetapan status siaga darurat bencana ini pemerintah daerah masing-masing agar dapat melakukan inventarisasi daerah rawan bencana dan mensosialiasikan kepada masyarakat melalui mitigasi dan pencegahan.
Menurut Erman, pemerintah daerah masing-masing juga diminta agar mengaktifkan pos siaga pada daerah rawan bencana untuk percepatan penanganan. Seluruh inventaris peralatan kebencanaan juga harus dipastikan dalam keadaan berfungsi dengan baik. “Kita juga mengingatkan agar pemerintah daerah melakukan monitoring secara berkala untuk mendapatkan informasi peringatan dini cuaca serta potensi bencananya lewat website resmi seperti halaman BMKG,” sebutnya.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana, baik dengan cara mengadakan pelatihan seperti mengadakan kegiatan Jitu Pasna atau lewat media sosial.
Pemerintahan daerah juga harus menyiapkan dan mensosialiasikan tempat evakuasi yang aman jika terjadi bencana, tentu dengan tetap mengingat protokol kesehatan Covid-19. Termasuk memastikan ketersedian kebutuhan personel, logistik, dan peralatan mitigasi bencana.
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau memprediksi cuaca cerah dan berawan hingga tiga hari ke depan. Meski begitu, sebagian juga ada hujan ringan.
"Prakiraan cuaca cerah, berawan dan hujan ringan,"sebut Prakirawan BMKG Minangkabau, Jeni Andrian, Senin (11/10).
Pada 12 Oktober 2021 cuaca di Sumbar, pagi hari, Cerah Berawan-Berawan. Siang-Sore, cerah berawan. Potensi hujan ringan-sedang di wilayah Kep. Mentawai, Lima Puluh Kota Payakumbuh, Bukittinggi, Padang Panjang, Sijunjung, Kab. Solok, Solok Selatan, Dharmasraya.
Malam hari, berawan. Potensi hujan ringan di wilayah Kep. Mentawai, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Kab. Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Dharmasraya.
Dini hari, berawan. Potensi hujan ringan di wilayah Kep. Mentawai, Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Dharmasraya. (ys/sgl)