PADANG, Swapena -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan internasional menobatkan Sumatera Barat (Sumbar) sebagai Provinsi Dermawan. Penghargaan ini diberikan atas kedermawanan masyarakat Sumbar mendukung aksi-aksi kemanusiaan yang selama ini dilakukan ACT pada berbagai daerah di tanah air, maupun di luar negeri.
Penghargaan ini ditandai dengan pemberian pigura yang diterima oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi dari Vice President National Philantropi Network ACT, Mukhti, di sela penyerahan ambulan untuk Palestina, di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin (6/9).
Dalam sambutannya, Mukhti memuji kedermawanan masyarakat Sumbar selama ini. Menurutnya, sejak ACT hadir di Sumbar hingga saat ini tercatat sudah 2.061 aksi yang dilakukan ACT bersama masyarakat Sumbar. Aksi-aksi tersebut telah dirasakan manfaatkanya oleh 225 ribu penerima manfaat dengan melibatkan 8.900 relawan.
"Masyarakat Minangkabau adalah masyarakat yang peduli, berbagi. Masyarakat yang pantas disandangkan padanya masyarakat dermawan. Hati dan jiwanya terpaut pada ikatan ukhuwah insaniyah. Hampir di seluruh peristiwa kemanusiaan yang menimpa negeri ini, masyarakat Minangkabau selalu hadir mengulurkan tangan dan bantuannya
Tidak hanya sekadar memberi tapi memberi dengan sebaik-baiknya pemberian untuk menggembirakan para penerima," ujar Mukhti.
Beberapa aksi kemanusiaan yang terlibat langsung masyarakat Sumbar diantaranya menurut Mukhti adalah ketika ACT mengirimkan bantuan denga kapal kemanusiaan pada saat gempa Lombok tahun 2018. Menyusul kemudian gempa di Mamuju, dan banjir besar di Kalimantan Selatan. Belum lagi aksi rutin ACT setiap tahun di Kepulauan Mentawai.
Sedangkan secara global, masyarakat Sumbar lanjut Mukhti tercatat pernah membantu kelaparan di Somalia tahun 2017. Lalu tahun 2018, ikut dalam pengiriman 1.000 ton beras untuk Rohingnya, dan tahun 2019, pengiriman 2.000 ton beras untuk Palestina.
Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi menyambut positif penghargaan dari ACT. Menurutnya, kedermawanan dan kepedulian yang dimiliki masyarakat Sumbar memang susah seharusnya melekat dalam diri orang Sumbar.
"Sense of crisis masyarakat Sumbar telah terasah dalam kehidupan dan juga melalui ajaran agama sejak kecil. Terbukti ketika terjadi bencana di NTT, Sumbar mengirimkan 1,5 ton rendang, walaupun dalam keadaan Covid-19. Bahkan kabarnya dalam masa pandemi ini jumlah orang yang membantu melalui ACT meningkat 2 kali lipat. Itu sangat patut kita syukuri," ungkap Buya Mahyeldi.
"Mudah-mudahan semangat kedermawanan ini bisa terus dijaga dan ditingkatkan. Pemerintah Provinsi juga terus mendorong kedermawanan melalui Bumdes dan Bumnag di Sumbar seperti yayasan wakaf yang menyatukan potensi yang ada di ranah dan di rantau yang meringankan beban pemerintah dalam percepatan pembangunan daerah," tambah gubernur. (kmf)