PADANG, Swapena -- Inovasi yang dilakukan masyarakat Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar dengan memodifikasi alat tenun manual menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) berpengaruh signifikan pada produksi kain Songket khas Pandai Sikek.
"Inovasi ini membuat waktu produksi Songket Pandai Sikek terpangkas dari awalnya 40 hari menjadi hanya lima hari. Inovasi seperti ini patut menjadi contoh bagi semua pihak untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat," kata Gubernur Mahyeldi saat meninjau pusat tenun di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Minggu (8/8).
Dikatakannya, berkat inovasi itu semakin banyak ibu-ibu rumah tangga yang berminat untuk membuat kain songket dengan menggunakan peralatan yang baru karena lebih efisien dari segi waktu.
Hal itu secara langsung telah memberikan peningkatan kesejahteraan keluarga karena satu kain songket dihargai cukup mahal. Ditambah lagi pasar untuk kerajinan itu terbuka lebar.
Dia mengatakan akan mengupayakan bantuan untuk sentra tenun di pandai sikek berupa peralatan ATBM dari dinas terkait agar semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam produksi kain khas tersebut. "Kita coba upayakan pada APBD Perubahan. Kalau tidak memungkinkan pada APBD 2022," ujarnya.
Sementara itu Wali Nagari Pandai Sikek, Armen mengatakan selain membuat inovasi peralatan tenun generasi muda di daerah itu juga aktif memberikan pelatihan-pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga yang berminat menjadi pengrajin tenun.
Ia mengatakan songket pandai sikek tidak hanya terkenal di Sumatera Barat tetapi sudah go nasional bahkan internasional sehingga pasarnya sangat luas.
"Kita berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pengadaan ATBM tenun agar semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam produksi sehingga perekonomian bisa bergerak dan kesejahteraan keluarga bisa tercapai," katanya. (yy)