PAINAN, Swapena -- Potensi sawah yang dikelola secara organik di Sumatera Barat (Sumbar) masih terbuka luas. Selain karena kondisi alam Sumbar sangat mendukung sistem pertanian organik, luas baku lahan sawah yang dibudidayakan secara organik masih sangat minim.
Dari total luas lahan sawah Sumbar 194.281,79 Ha, baru seluas 311,187 Ha atau 0,16 persen yang telah dibudidayakan secara organik.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi saat panen perdana padi organik Kelompok Tani Bunga Padi, Nagari Padang XI Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Minggu (15/8).
Disampaikan gubernur, saat ini, pembangunan pertanian tidak saja diarahkan kepada pertanian yang mendapatkan hasil atau produksi yang tinggi, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek lainnya terutama aspek kesehatan dan aspek lingkungan.
"Dari aspek kesehatan kita dituntut untuk dapat menyediakan pangan sehat dan aman untuk dikonsumsi. Hal ini bisa dicapai apa bila bapak/ibu mau dan mampu untuk menerapkan praktek budididaya pertanian yang bijaksana. Kebutuhan beras organik juga semakin tinggi," kata Buya Mahyeldi.
"Pupuk organik akan dibantu, termasuk alat panen (combine harvester) dan benihnya. Upayakan tanam serentak panen serentak juga. Pertanian organik ini banyak keuntungannya, bisa 3 kali panen, berasnya bagus dan sehat," sambung Mahyeldi.
Ketua Kelompok Tani Bungo Padi, Afendi, berharap ke depan agar dibangun saluran irigasi permanen sehingga pertanian organik ini bisa berkembang.
"Alhamdulillah hasil panen padi organik kita cukup memuaskan. Soal pupuk tidak ada kendala, hanya saja permasalahan irigasi belum ada yang permanen. Jalan usaha tani juga belum memadai, sehingga biaya angkut padi jadi tinggi," kata Afendi.
Menanggapi keluhan petani tersebut, Bupati Pessel Rusma Yul Anwar yang turut mendampingi gubernur menyatakan pihaknya akan kami mengupayakan pembangunan irigasi tersebut, dimulai dengan pembebasan lahan. "Kalau pembebasan lahan nanti sudah tuntas, kami minta bantu provinsi untuk pembangunan irigasinya," ujar Rusma.
Menjawab keinginan petani dan bupati, Gubernur Mahyeldi minta agar pembebasan lahannya segera dituntaskan secara baik dengan melibatkan unsur-unsur tokoh masyarakat, wali nagari serta wakil rakyat.
"Untuk irigasi agar disiapkan pembebasan lahannya, dengan mengajak ninik mamak, anggota dewan dan tokoh nagari. siapkan datanya secara baik, insyaallaah bisa selesai. Jika pembebasan lahan sudah selesai, tentu pembangunan irigasi yang diusulkan melalui dana APBN akan diprioritaskan.
Panen Perdana Padi Organik di Pessel ini merupakan bagian dari sejumlah agenda kunjungan kerja Gubernur ke Pessel. Ikut serta dalam kunjungan kerja tersebut sejumlah pejabat dilingkungan Pemprov Sumbar, yakni Kepala Dinas Pertanian, Kepala Balitbangda, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Peternakan, Kepala Satpol PP. Hadir juga Anggota DPRD Sumbar Mochlasin dan Anggota Komisi IV DPRD Pessel Feby Rifli, dan Anggota Komisi III Pessel Pardis. (kmf)