AGAM, Swapena -- Keprihatinan dengan sebaran kasus Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan di Sumatera Barat, sampai Minggu (9/5) sudah 39.166 orang yang terpapar virus serta telah meninggal sabanyak 855 orang di negeri yang dijuluki ABS SBK ini semenjak wabah melanda. Terjadi penambahan yang cukup tajam setiap harinya bahkan banyak yang telah meninggal dunia akibat keganasan virus ini.
Corona sudah sampai ke desa-desa. Apakah melalui interaksi penduduknya dengan orang terpapar virus diluar desa ataupun terbawa (carrier) oleh orang-orang yang masuk ke desa tanpa gejala. Tidak sedikit penduduk desa yang terpapar Covid-19 di Indonesia, sehingga desa-desa pun bergerak untuk mengantisipasi penyebaran corona di desa.
Regulasi negara terkait penanganan Covid-19 sudah dileuarkan pemerintah, bahkan pandemi ini sudah dinyatakan presiden melalui Keputusuan Presiden nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai Bencana Nasional.
Di samping itu, para ahli agama juga dibikin sibuk dengan mengkaji pola ibadah yang jelas berubah semenjak dihantam corona. Tidak sedikit silang pendapat bermunculan terkait pelaksanaan ibadah terutama bagi yeng memeluk agama Islam. Ada yang meyakini tetap beribadah seperti biasa karena tidak memahami mekanisme pelaksanaan ibadah ketika wabah melanda. Tidak sedikit juga yang mematuhi anjuran ulama dan pemerintah setelah dikeluarkannya peraturan dan fatwa.
Dalam hal ini, kita harus bahu membahu menuntaskan pandemi yang semakin mengganas ini ungkap Khairul Anwar pimpinan Serikat Penggiat Desa dan Nagari Sumatera Barat (SPDN). Jangan abai dan jangan lengah, siapa saja bisa terpapar dan siapa saja bisa jadi korban keganasan Covid-19 tegas sosok yang akrab dipanggil Tan Rajo ini.
"Kita akan sisir nagari-nagari di Agam untuk menyalurkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) untuk dapat digunakan oleh relawan Covid-19 yang telah dibentuk di nagari-nagari serta kita akan salurkan juga bantuan untuk puskesmas pada setiap kecamatan serta puskesmas pembantu di daerah ini," ujar Tan Rajo.
Bantuan ini kita sampaikan kepada seluruh relawan Covid-19 di nagari dan puskesmas atas kerja sama Serikat Penggiat Desa dan Nagari (SPDN) dengan Rumah Perubahan di bawah pimpinan Prof. Dr. Reinal Kasali.
Terhitung sejak awal Ramadhan, beberapa kecamatan telah di salurkan APD untuk meringankan beban relawan dan petugas medis di lapangan. "Kita akan tuntaskan penyaluran ini sampai menjelang lebaran diseluruh nagari-nagari yang ada di Agam," ulas Tan Rajo pada saat penyerahan bantuan di Kecamatan Baso dan Ampek Angkek.
Kita berharap semua pihak dapat bekerja sama dalam penanganan pandemi ini, jangan biarkan pemerintah dan relawan yang hanya bekerja memikul beban berat ini. Disamping itu mari patuhi protokoler kesehatan kapanpun dan dimanapun berada, jangan terjebak dengan isu-isu yang mengarah pada ketidak percayaan publik terhadap Covid-19 dan jangan terjebak dengan adu domba yang dimanfaatkan sekelompok orang hanya untuk kepentingan politik dan golongan kata Tan Rajo mengakhiri. (rel)