PADANG, Swapena -- Angka Stunting (anak gagal tumbuh akibat kurang asupan gizi) Kota Padang berada di level 11,5 persen. Angka tersebut memang cukup jauh dari angka yang ditetapkan WHO sebagai daerah rawan stunting, yakni 20 persen. Namun begitu, pemerintah pusat menetapkan Padang sebagai lokus stunting pada tahun 2021 ini. Karena diprediksi angka stunting tiap daerah akan meningkat di masa pandemi Covid-19.
Ditetapkan sebagai lokus stunting, membuat Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang terpantik. Kadiskes Feri Mulyani bertekad mengatasi stunting dalam waktu dekat ini.
"Kita akan nolkan angka stunting di kelurahan," katanya saat membuka Focuss Group Discussion (FGD) Analisis Situasi Stunting Kota Padang Tahun 2021 di salah satu hotel berbintang di Padang, Kamis (1/4).
Dikatakannya, terdapat 16 lokus stunting di Padang. Lokus itu berada di beberapa kelurahan. Feri Mulyani menilai, penyebab stunting tidak terlepas dari banyak faktor. “Salah satunya karena faktor ekonomi, sanitasi, serta taraf kehidupan masyarakat,”jelasnya.
Diakuinya, pihaknya sudah memetakan 16 lokus stunting di Padang. Beberapa anak stunting sudah dikunjungi. Feri Mulyani menyebut, diharapkan dengan FGD yang dilakukan, perlu penguatan ke depan agar anak stunting tidak ada lagi di Padang.
“Kita perlu penguatan payung hukum seperti Perda atau Perwako untuk perbaikan stunting ke depan,” tukasnya.
FGD Analisis Situasi Stunting Kota Padang Tahun 2021 dihadiri Kepala Bappeda Kota Padang Medi Iswandi, serta Kabid Kesehatan Masyarakat Pemprov Sumatera Barat Syafwan. Keduanya tampil sebagai pemateri di depan seratusan peserta dari lingkup kerja Pemko Padang.
Kepala Bappeda Kota Padang Medi Iswandi menyebut di depan seluruh peserta bahwa anak stunting cukup sulit didapat data dan infromasinya saat ini. Karena itu dibutuhkan aplikasi yang berisi data ‘by name by adress’ dan masalah anak stunting di Padang. Dengan data lengkap tersebut nantinya, pihak Dinkes akan mudah mendatangi dan memberi edukasi tentang stunting. “Termasuk melakukan pendataan ulang warga, dan memperbarui data kependudukan,”sebutnya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Padang Defitra Wiguna menekankan, lewat FGD ini diharapkan terkumpul masukan maupun saran yang nantinya dibawa ke pimpinan. Karena menurutnya, berhasil atau tidaknya penanganan stunting merupakan penilaian kinerja pimpinan.
“Nantinya akan ada penilaian pada Oktober tahun ini, karena itu delapan aksi konvergensi harus kita lakukan dari sekarang,”ujar Kabid yang akrab disapa Ayah itu. (ch)