SOLOK SELATAN - Miris. Agaknya itulah kata yang paling tepat diberikan kepada tenaga medis di Lubuk Ulang Aling, Kabupaten Solok Selatan. Lantaran keterbatasan jalan, saat musim penghujan, mereka pergi menempuh lumpur dan pulangnya juga menempuh lumpur.
Hal demikian dilakoni seluruh tenaga medis, paramedis dan Kepala Puskesmas, jika melakukan pelayanan kepada masyarakat di tiga nagari yang ada diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Ulang yang terletak di Nagari Lubuk Ulang Aling (LUA) Tangah. Bahkan yang paling parah adalah saat adanya kegiatan yang harus diikuti ke Dinas Kesehatan maupun ke instansi lain di pusat pemerintahan di Padang Aro, beberapa titik jalan sudah rusak berat.
"Bahkan sekitar 20 meter jalan di Jorong Rantau Limo Kapeh, Nagari LUA Tangah yang paling parah. Sedikit saja hujan turun, maka jalan tanah yang ada di daerah tersebut sudah sulit dilalui kendaraan, meski sudah gardan dua kendaraannya, " kata Kepala Puskesmas Lubuk Ulang Aling, Wetra Fauza, S. KM. M. Kes.
Saat intensitas hujan yang cukup tinggi kemarin, mobil dinas Puskesmas bersama dengan mobil pribadi Lukman pegawai kantor Camat SBH terpuruk di jalan yang sudah sangat parah di Rantau Limo Kapeh itu. "Hari itu, ada undangan di Dinkes Solsel yang mesti dihadiri petugas puskesmas, dan persis di Jorong Rantau Limo Kapeh Nagari LUA Tangah, kendaraan terhalang oleh kendaraan pak Lukman, saat dibantu untuk ditarik, akhirnya kendaraan puskesmas juga terperangkap di jalan tersebut," cerita Wetra.
Rentang jalan dari Puskesmas LUA menuju pusat pemerintahan Kecamatan SBH di Abai, setidaknya sampai jalan yang sudah keras dan beraspal hingga ke SMA Negeri 7 Solsel di Abai, ada sepanjang 36 KM yang mesti dilalui setiap ada urusan dinas. "Beberapa titik jalan itu rusak parah, dan yang paling berat untuk dilalui adalah yang di jorong Rantau Limo Kapeh itu," katanya.
Akibat kondisi demikian, rutinitas setiap mengantar laporan ke Dinas Kesehatan di Padang Aro, pihak puskesmas harus menanggung risiko menempuh jalan yang sangat berlumpur dan banyak lobang itu, apalagi saat turun hujan.
"Jadi risiko kerja di sini tidak saja masalah sarana jalan yang rusak berat, tapi juga masalah belum tersedianya sarana transpotasi air, seperti perahu timpek milik kita," tambah Wetra Fauza.
Ke depan berbagai persoalan keterbatasan ini tentu menjadi perhatian hendaknya oleh pihak pengambil kebijakan bijakan di kabupaten, sehingga berbagai program kesehatan dan tanggung jawab pelayanan dapat terlaksana sebagaimana mestinya, termasuk kegiatan vaksinasi. (Afrizal Amir)