Seorang korban sambaran petir dirawat di RSUD Dharmasraya. |
DHARMASRAYA, Swapena - Sebaiknya tidak menggunakan telepon seluler saat cuara ekstrem, jika tidak ingin celaka. Jangan seperti kejadian di Kabupaten Dharmasraya ini, akibat menggunakan telepon seluler saat hujan petir disertai angin kencang, berujung maut.
Peristiwa itu dialami tiga karyawan perkebunan PT Andalas Wahana Berjaya (AWB) Jumat (19/3) dini hari. Mereka tersambar petir saat berkomunikasi di tengah hujan lebat, petir dan angin kencang. Dua dari tiga pemuda itu dilaporkan meninggal dunia.
Kapolres Dharmasraya, AKBP Aditya Galayudha Ferdiansyah SIK MT, Jumat (19/3 ), menyebutkan, dari keterangan yang berhasil dihimpun pihaknya, ketiga korban itu tersambar petir saat melakukan komunikasi telepon, pada Jumat dinihari, sekira pukul 00.15 WIB. "Data korban yang diterbitkan pihak RSUD Sungai Dareh, masing-masing bernama Yan Fernando Hutagalung (16), yang saat ini masih menjalani perawatan di RSUD setempat," terangnya.
Sementara dua rekannya, tambah Aditya, masing-masing bernama Pendi Halawa (16) dan Jonata Hutagalung (18), meninggal dunia pada peristiwa tersebut.
Dikatakan Kapolres, berdasarkan keterangan saksi Dudi Nurlando (43) dan Feri (35), sebelum kejadian ketiga orang itu mendatangi salah satu menara pemantau api milik perusahaan tersebut, guna mencari sinyal sambungan internet seluler dari gawai mereka, di Blok G 15 kebun PT. AWB. Mereka menggunakan dua sepeda motor menuju lokasi, pada Kamis (18/3) malam sekira pukul 20.00 WIB. Sementara pada saat itu wilayah tersebut sedang dilanda hujan badai dan petir.
"Sesampai di lokasi, ketiga pemuda tersebut langsung memainkan telepon genggam mereka dengan menggunakan sambungan internet, hingga pada akhirnya petir datang tiba-tiba dan menyambar mereka," ujar Kapolres.
Pada saat kejadian, salah seorang korban yakni Yan Fernando Hutagalung yang turut terdampak sambaran petir, melihat dua rekannya sudah tidak bergerak lagi. "Yan Fernando mencoba menyadarkan temannya dengan cara menggoyangkan anggota tubuh mereka namun tidak ada hasil," katanya.
Lebih jauh Kapolres menceritakan, melihat keadaan tersebut, dengan sisa kekuatan tubuh yang dimiliki Yan Fernando, dia berangkat meminta pertolongan ke Camp Pembibitan PT AWB dan pulang ke rumahnya untuk membangunkan orang tuanya.
"Setelah mendapatkan informasi tersebut, beberapa orang yang berada di camp tersebut langsung menuju menara itu untuk memastikan dan melakukan pertolongan. Setelah itu, seluruh korban diangkut oleh unit Ambulance ke RSUD Sungai Dareh untuk mendapat perawatan medis," jelasnya.
Menurutnya, petugas kepolisian sudah diterjunkan ke lokasi peristiwa untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara ( TKP) untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna mengambil langkah selanjutnya. (rn/sgl)