PADANG - Perantau Minang yang menjadi korban gempa di Sulawesi Barat sudah berada di pengungsian. Dari sekitar 200 lebih kepala keluarga (KK) perantau Minang yang ada di sana tidak ada korban jiwa.
"Alhamdulillah tidak ada perantau kita yang meninggal akibat bencana gempa di Sulbar. Yang rumah rusak ada, tapi mereka sudah berada di pengungsian," kata Kepala Biro Kerjasama Rantau dan Administrasi Pembangunan Setdaprov Sumbar, Luhur Budianda Senin (18/1).
Dikatakannya, sejak gempa melanda Sulawesi Barat, Pemprov Sumbar terus memantau perkembangannya. Terutama urang awak yang ada di sana. "Kita langsung kumpulkan informasi, dengan menghubungi yang bisa dihubungi. Hanya saja di awal terjadi bencana komunikasi langsung ke lokasi terputus," ujar dia.
Meski begitu, hingga kini belum ada rencana Pemprov Sumbar untuk mengirim bantuan. Karena, kondisi lokasi bencana masih sulit diakses. Selain itu, untuk mencapai Mamuju memakan waktu sekita 8 jam dari Makassar, Sulawesi Selatan. "Belum ada arahan dari pimpinan, kalau sekarang mendistribusikan barang juga sulit," ujarnya.
Sementara Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang Sulawesi Barat ( IKM Sulbar), Armon dihubungi wartawan dari Padang Senin (18/1) menyampaikan, hampir semua rumah perantau Minang di Sulawesi Barat mengalami kerusakan akibat gempa . Terutama perantau yang tinggal di Kabupaten Mamuju.
"Hampir semua bangunan atau rumah perantau kita mengalami kerusakan. Rumah saya sendiri retak pada dinding dan perabotan di dalam rumah hancur karena bertumbangan dioyak gempa ," katanya.
Armon menyebutkan, saat ini pemerintah setempat dan organisasi perantau sedang menginventarisir kerusakan rumah masyarakat akibat gempa. Katanya, di Mamuju didominasi oleh perantau dari Kabupaten Pesisir Selatan yang buka rumah makan. "Nanti akan kelihatan berapa banyak rumah perantau yang rusak dan apakah rusak berat, sedang dan ringan. Secara keseluruhan ada 250 KK di Mamuju ini" terangnya.
IKM juga mendirikan posko untuk menampung perantau-perantau Minang. "Mohon doa dari masyarakat Sumbar, jika membantu lebih baik dalam bentuk uang dan akan lebih bermanfaat, sebab bantuan logistik akan sulit disalurkan dan sebagian sudah dibantu oleh pemerintah setempat," terangnya. (Y2)