Peristiwa kecelakaan itu terjadi pada Sabtu (9/1) sore. Pesawat itu kehilangan kontak dengan menara pengawas sekitar pukul 14.40 WIB, setelah 4 menit lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat itu take off pada pukul 14.36 WIB.
Setelah dilakukan penelusuran, akhirnya diketahui pesawat tersebut mengalami kecelakaan, jatuh di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, wilayah DKI Jakarta. Saat ini petugas gabungan Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI dan Polri tengah berupaya melakukan evakuasi terhadap puing-puing pesawat dan para korban.
Hingga menjelang malam, Minggu (10/1), para petugas telah berhasil mengangkat pecahan-pecahaan badan pesawat dan (maaf) potongan-potongan tubuh penumpang. Pecahan-pecahan pesawat tersebut dibawa ke JICT 2 Tanjung Priok, sedangkan bagian-bagian tubuh korban diserahkan ke Rumah Sakit Polri.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan tengah mengupayakan pengangkatan part besar dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut. Kapal dengan kemampuan crane diterjunkan.
"Bagian-bagian kecil masih bisa kita ambil, namun bagian-bagian yang besar akan kita datangkan kapal yang memiliki kemampuan crane untuk mengangkat bagian-bagian tersebut," ujar Panglima Hadi Tjahjanto kepada wartawan di JICT 2, Jakarta, Minggu (10/1).
Ia menjelaskan, tim gabungan, baik dari TNI AL, Polri, beserta Basarnas juga fokus mengangkat kotak hitam atau black box. Posisi kotak hitam pesawat sudah ditemukan.
Hadi sebagaimana dikutip detikcom mengatakan, potongan pesawat Sriwijaya Air itu berada di kedalaman 23 meter. Saat ini masih terus dilakukan proses pengangkatan.
Sebelumnya, KNKT sudah mengerahkan juga tiga alat untuk menemukan black box. Diharapkan dengan ditemukan titik itu, black box bisa segera ditemukan. (*/sp)