Martias Wanto Dt. Maruhun |
LUBUK BASUNG – Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Agam telah memasuki fase ketiga atau fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Di fase ini, grafik perkembangan kasus positif Covid-19 diprediksi mulai melandai.
Berdasarkan data yang dihimpun tim AMC dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Agam, perkembangan kasus Covid-19 sudah memasuki minggu ke 27. Total kumulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat sebanyak 1056 orang.
738 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh Covid-19. Sedangkan yang masih dirawat sebanyak 323 orang dan yang dinyatakan meninggal 16 orang.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Agam, Drs. Martias Wanto Dt. Maruhun menyebut dalam 27 pekan, perkembangan kasus Covid-19, Kabupaten Agam telah melewati dua fase. Sementara, saat ini Kabupaten Agam memasuki fase ketiga atau fase AKB.
“Dua fase yang sudah dilalui yaitu fase Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan fase new normal,” ujarnya, Minggu (25/10).
Fase PSBB berlangsung dari 22 April 2020 hingga 5 Juni 2020 atau selama 6 minggu. Sedangkan fase new normal berlangsung dari 6 Juni 2020 hingga 19 Oktober 2020 atau selama 20 minggu. Fase AKB dimulai pada 20 Oktober 2020.
Lebih lanjut diutarakan, peningkatan signifikan perkembangan kasus Covid-19 terjadi di fase new normal. Setidaknya selama new normal tercatat penambahan 876 kasus terkonfirmasi dari 19 kasus pada fase PSBB.
Secara rinci dijelaskan, awal fase PSBB pada April tidak ada warga Agam yang terinfeksi Covid-19, selanjutnya selama Mei 2020 kasus warga Agam yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 18 kasus.
Pada awal fase new normal, selama bulan Juni bertambah 1 kasus, dilanjutkan pada Juli 2020 tercatat penambahan 6 kasus terkonfirmasi Covid-19. Pada Agustus 2020 terjadi penambahan sebanyak 90 kasus. Puncaknya, pada September 2020 terjadi lonjakan penambahan kasus covid-19 sebanyak 532 kasus.
Sedangkan di fase akhir new normal, hingga 19 Oktober 2020, tercatat penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 247 kasus.
“Jika dilihat kurva perkembangan kasus terkonfirmasi, bulan September memang terjadi peningkatan signifikan. Namun Oktober ini jumlah tersebut jauh berkurang,” ungkap Martias Wanto.
Dijelaskan, melonjaknya kasus warga terinfeksi Covid-19 di masa new normal disebabkan kurang disiplinnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi di masa PSBB memang membuat perekonomian jadi lesu, sehingga pemerintah melonggarkan aktivitas masyarakat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Namun karena masih dalam tataran imbauan dan sosialisasi jadi kurang efektif, masyarakat banyak kembali beraktivitas dengan tidak pakai masker, tidak cuci tangan dan tidak jaga jarak,” jelasnya.
Selain itu berbagai pembatasan di masa PSBB membuat masyarakat kembali melakukan berbagai aktivitas yang sempat tertunda seperti pesta pernikahan, pulang kampung, dan pendidikan di pesantren serta aktivitas perdagangan. “Hal inilah yang mendominasi klaster- klaster penyebaran Covid-19 di masa new normal,” imbuhnya.
Selain sumbangan dari klaster-klaster tersebut, Menurut Drs. Martias Wanto Dt. Maruhun, tingginya kasus warga terinfeksi Covid-19 tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Kabupaten Agam menjalankan strategi dan langkah penanganan Covid-19. Dalam menekan penyebaran Covid-19 Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Agam melakukan pool test swab massal dengan memperluas cakupan pemeriksaan (testing), pelacakan (tracking) dan perawatan (treatment) bagi yang terpapar Covid-19
“Lonjakan kasus positif yang ditemukan itu juga merupakan masifnya Pool Test, ini kita lakukan untuk memastikan bahwa tidak ada masyarakat umum yang terpapar Corona,” sebutnya
Sementara itu, pada fase AKB yang berlangsung sejak 20 Oktober 2020, kasus warga Agam yang terkonfirmasi Covid-19 tercatat sebanyak 162 kasus.
Dipaparkan lagi, kasus kematian akibat Covid-19 mulai tercatat sejak fase new normal, dengan persentase 1,85 persen dengan 13 kasus kematian dari 876 kasus. Pada fase PSBB tercatat nol kasus kematian. “Di fase AKB tercatat 3 kematian dengan persentase 1,52 persen dari 162 kasus,” sebutnya.
Persentase kematian akibat Covid-19 dari total kasus terkonfirmasi sebanyak 1062 kasus berada di angka 1,52 persen. Sedangkan persentase kesembuhan sebesar 67,1 dengan total sembuh 713 kasus.
Martias Wanto mengatakan, meski baru diterapkan, grafik perkembangan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 diprediksi akan melandai pada fase AKB.
“Sebenarnya sebelum 14 hari, kita belum bisa memprediksi, namun jika dilihat perkembangan sekarang, memang ada penurunan,” ujarnya. (Depit)