KASUS Covid-19 di Sumatera Barat mulai landai. Dalam dua minggu terakhir, rata-rata pertambahan pasien positif sudah satu digit. Bahkan, ada daerah yang sudah nol.
Kondisi begini tentu patut kita syukuri bersama. Apalagi sejak beberapa waktu terakhir pemerintah tak lagi memberlakukan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), namun sudah berganti dengan istilah new normal, atau kehidupan normal bari dengan mematuhi protokol kesehatan.
Seiring itu, kita cukup prihatin dan khawatir kasus Covid-19 akan kembali membengkak. Hal itu didasari sebagian masyarakat yang sudah menganggap virus Corona sudah habis dan kehidupan sudah normal. Lebih memiriskan lagi ada di antara masyarakat yang tidak percaya dengan virus mematikan ini.
Akibat dari penilaian pribadi demikian, maka tak ayal lagi di tengah-tengah masyarakat banyak yang tidak peduli dengan protokol kesehatan. Masyarakat demikian biasa-biasa saja berjabatan tangan, berkumpul tanpa jaga jarak aman, beraktivitas di luar rumah tanpa masker dan lain sebagainya. Pokoknya, dalam pikiran masyarakat begini, kondisi sudah normal dan virus corona tidak ada lagi.
Itu adalah cara pikir yang salah. Masyarakat begini jangan diikuti dan malah yang seperti rentan menjadi penular Covid-19. Ini perlu diwaspadai.
Perlu diketahui, virus corona belum habis. Virus tersebut masih gentayangan di permukaan bumi ini. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.
Virus corona atau Covid-19 hingga detik ini belum ada vaksin dan obatnya. Logikanya, selama vaksin dan obat penangkalnya belum ada, maka ia akan tetap ada. Jika ia ada, tentu akan tetap berkembang dan menular. Ini yang perlu dipahami oleh seluruh masyarakat. Makanya adalah wajar jika kurva korban virus itu senantiasa berubah-ubah. Hari ini tidak ada pertambahan kasus, tidak jaminan besok tetap juga demikian. Jika hari ini suatu daerah sudah zona hijau tidak ada jaminan besok atau lusa tetap hijau.
Lantaran tidak ada obat dan vaksin untuk Covid-19 ini, maka adalah kewajiban kita semua untuk memproteksi diri agar tidak tertular dengan virus tersebut. Jika masing-masing kita sudah memproteksi, maka dengan sendirinya penyebaran virus itu bisa dikendalikan.
Ya, kita saat ini hanya bisa mengendalikan agar virus itu tidak ke mana-mana dan tidak menyerang kita atau keluarga. Caranya adalah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pada setiap aktivitas. Jaka jarak aman, tidak berkerumun, biasakan cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, pakai masker dan lain sebagainya. Dengan demikian, virus corona bisa dikendalikan.
Sekali lagi, jangan anggap kondisi sekarang sudah normal sebagaimana sebelum pandemi corona ini ada. Jika kita menganggap sudah normal, maka kita cenderung lengah. Ingat, virus corona adalah musuh kita. Musuh yang tidak bisa dilihat oleh mata dan tidak bisa diraba serta dicium. Jika kita lengah, maka musuh akan leluasa menyerang.
Mudah-mudahan kita semua tetap sadar bahwa corona adalah musuh berbahaya lagi membahayakan, sehingga kita semua tetap waspada. Lebih dari itu kita juga berharap para ahli segera menemukan vaksin dan obatnya. Jika sudah ketemu vaksin dan obatnya, segera pula prosesnya sehingga cepat bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Semoga! (Sawir Pribadi)