Faktual dan Berintegritas

                                                              Ilustrasi 

DALAM seminggu terakhir, masyarakat Kabupaten Solok dihebohkan oleh ulah sekawanan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae). Kehebohan warga tersebut mampu mengalahkan soal virus corona atau Covid-19 beserta dampaknya.

Kawanan harimau konon telah menjadi teror tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Solok. Setidaknya itu dialami oleh masyarakat dua nagari bertetangga, yakni Nagari Gantuang Ciri, Kecamatan Kubung dan Nagari Jawi-jawi Guguk, Kecamatan Gunung Talang. 

Ketakutan itu berawal ketika enam warga Gantuang Ciri dihadang tiga ekor harimau pada Kamis (14/5). Kronologis bermula dari empat petani yang selesai bekerja di ladang hendak pulang ke  rumah masing-masing sore hari. Namun belum jauh meninggalkan lokasi tempat bekerja, tiba-tiba mereka dihadang tiga ekor harimau. Reflek saja mereka lari berbalik arah dan mencari pohon untuk berlindung.

Dari atas pohon,  salah seorang dari yang berempat itu memberi kabar ke keluarganya melalui telepon seluler. Dari pihak  keluarga, lalu diberitahukan  kepada pemilik ladang dan seterusnya masyarakat Gantuang Ciri. Sang pemilik ladang bersama seorang temannya mencoba menyusul ke lokasi yang disebutkan. Benar saja, harimau itu ada dan keduanya pun berupaya mencari perlindungan di salah satu pondok ladang.

Mendapat kabar demikian, masyarakat lainnya dibantu aparat kepolisian  dan Satpol PP bersama-sama mengevakuasi keenam warga tersebut. Baru tengah malam semuanya berhasil diselamatkan.

Kisah yang hampir sama terjadi di Nagari Jawi-jawi Guguk yang berbatasan langsung dengan Gantuang Ciri. Pada Senin (18/5), tiga orang petani juga dihadang tiga harimau. Menurut informasi, ketika pulang dari ladang di kawasan Jorong Pinang Sinawa, mereka dihadang si raja hutan tersebut.

Kronologis, pasangan suami istri hendak pulang dari ladang. Ketika di jalan melihat tiga harimau. Mereka pun ketakutan, lantas mencari tempat yang aman. Kebetulan di dekat itu ada satu pondok, maka ke sanalah keduanya lari. Ternyata di pondok itu ada pemilik ladang yang juga hendak pulang. Maka jadilah mereka bertiga 'terjebak' oleh kawanan harimau tersebut.

Melalui telepon seluler mereka mengirim kabar ke kepala Jorong Pinang Sinawa dan selanjutnya diteruskan ke walinagari. Akhirnya Nagari Jawi-jawi pun buncah. 

Dengan  dibantu anggota polisi, masyarakat bersama-sama melakukan evakuasi terhadap ketiga orang itu. Akhirnya malam hari baru sampai di rumah mereka.

Kenapa kawanan harimau seperti berjalan-jalan di Kabupaten Solok? Kuat dugaan karena habitatnya terganggu, sehingga tak ada lagi yang akan dimakan. Dengan kondisi itu, kawanan harimau tersebut menyisir pinggiran kampung dengan harapan ketemu mangsa.

Terkait situasi dan kondisi demikian, masyarakat, terutama petani di kawasan Kecamatan Gunung Talang dan Kubung  perlu meningkatkan kehati-hatian. Selalu waspada. Jangan ke ladang  sendirian dan selalulah membawa sarana komunikasi.

Satu hal lagi,  masyarakat jangan ada yang main hakim sendiri terhadap harimau tersebut. Karena harimau adalah hewan yang dilindungi.

Diharapkan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) ataupun pihak terkait lainnya segera melakukan aksi, agar masyarakat bisa tenang, tidak merasa diteror lagi oleh kawanan harimau. (sawir pribadi)

 
Top