Peresmian Masjid Raya Kawasan Mandeh. (ist). |
PAINAN- Kehadiran Masjid Raya Mandeh di kawasan wisata Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), bukan saja bertujuan menjawab kebutuhan ibadah bagi para wisatawan yang berkunjung. Namun juga bertujuan untuk mendukung terwujudnya wisata halal di Pessel.
Hal itu disampaikan Bupati Pessel, Hendrajoni saat meresmikan Masjid Raya Mandeh, bersama Ustadz Abdul Somad (UAS) Kamis (2/1).
Turut hadir pada acara tersebut, Kapolres Pessel, AKBP Cepi Noval, Dandim 0311 Pessel, Letkol Edwin Dwiguspayana, Ketua MUI Pessel, Asli Sa'an, para kepala perangkat daerah, tokoh masyarakat, ketua Yayasan Meningkatkan Kualitas Anak Indonesia (MKAI), Afrizal.
"Kehadiran Masjid Raya Mandeh yang cukup megah dan lokasinya berada di atas bukit dengan latar pemandangan yang indah ke arah pantai, diyakini akan menambah daya tarik bagi wisatawan datang ke Pessel " ungkapnya.
Dia juga menyampaikan bahwa kawasan wisata Mandeh yang saat ini sudah dijuluki sebagai Raja Ampat Sumatera, sudah dijadikan pilihan oleh masyarakat untuk dikunjungi.
"Peningkatan kunjungan itu semakin dirasakan masyarakat sejak ruas jalan yang menghubungkan Pessel dengan Kota Padang melalui Nagari Sungai Pinang, dibuka sejak tahun 2018 lalu," jelasnya.
Dia berharap melalui peresmian masjid yang dimulai pada awal tahun 2020 tersebut, akan menjadi pertanda baik bagi Pessel dalam menata berbagai program pembangunan ke depan.
"Saya katakan demikian, sebab di penghujung tahun 2019 kita juga sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Terapung di Kawasan Pantai Carocok Painan. Ditargetkan pembangunan masjid terapung yang akan menelan biaya sebesar Rp27 miliar melalui APBD tersebut, tuntas pada November 2020," katanya.
Disampaikan juga bahwa Ustadz Abdul Somad juga telah berjanji akan hadir melakukan peresmian Masjid Terapung Pantai Carocok tersebut nantinya.
UAS dalam tausiyahnya menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah daerah Pessel yang memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap pembangunan bidang keagamaan.
Komitmen itu tidak saja terlihat dari ketaatan masyarakatnya dalam menjalankan ibadah, serta meramaikan masjid-masjid yang ada untuk melaksanakan sholat berjamaah, tapi juga dalam melakukan pembangunan masjid yang megah dan indah.
"Itu saya katakan, sebab Pessel tidak saja memiliki masjid di daratan. Masjid berdiri di dataran rendah itu sudah biasa. Namun yang berdiri di atas bukit sebagai mana saat ini, serta juga di laut (masjid terapung) sebagaimana peletakan batu pertama dilakukan dipenghujung tahun, tidaklah hal biasa," katanya.
Dia berharap sarana ibadah yang berdiri megah sebagaimana diresmikan itu, akan selalu penuh diisi oleh jamaah dalam melaksanakan shalat berjamaah setiap hari.
Ketua Yayasan MKAI, Afrizal mengatakan bahwa masjid yang dibangun melalui sumbangan para donatur yang peduli terhadap pendidikan Islam itu, sudah menelan biaya sebesar Rp 2 miliar.
Sedangkan kapasitas tampung masjid yang memiliki dua lantai itu sebanyak 600 orang.
"Ditargetkan pembangunan berbagai sarana dan parasarana masjid yang berada di kawasan Wisata Mandeh itu, akan menelan biaya sebesar Rp 3 miliar nantinya. Sebab pada lahan yang memiliki luas 3,3 hektare ini, juga akan dibangun pesantren," ungkapnya.
Disampaikanya bahwa pada tahap awal, pihak yayasan akan melakukan penerimaan santri sebanyak 30 orang.
"Saya berharap kehadiran masjid dan Pesantren MKAI ini, bisa menjawab kebutuhan pendidikan bidang keagamaan di Pessel. Sebab pesantren ini nanti akan memilik,"katanya. (rn)