Faktual dan Berintegritas



PADANG - Sebagai daerah yang rawan bencana, Pemerintah Kota Padang siapkan langkah konkret untuk mengurangi  risiko bencana. Dalam penanganan bencana alam, perlunya sinergitas dengan berbagai pihak untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh bencana alam. 

Hal ini dijelaskan Kalaksa BPBD Hendri Zulviton, pada Sharing  Sesion 'Kota Padang Bertutur Rantai Peringatan Dini MKG' di Gedung Bagindo Aziz Chan, Youth Centre, Selasa (6/8) 

Ia  menyebutkan strategi pengurangan  risiko bencana gempa bumi dan tsunami di Kota Padang diantaranya perkuat kebijakan dan kelembagaan, pengkajian risiko dan perencanaan terpadu, kerja sama di bidang kebencanaan.

"Selain itu, penguatan uji sistem peringatan dini pada tanggal 26 setiap bulannya, pemasangan rambu-rambu dan papan informasi, pemasangan tsunami safe zone, uji kelayakan bangunan potensial shelter," terangnya.

Ia menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan pengecetan marka blue line, selain itu terdapat 22 buah sirene dan saat ini didukung juga dengan Padang Command Center 112 untuk layanan kedaruratan.

"Kelompok Siaga Bencana (KSB) kelurahan juga melakukan penyuluhan kebencanaan secara 'door to door'sehingga masyarakat mendapat informasi yang akurat," katanya.

Di samping itu, Kota Padang hingga saat ini mempunyai sekolah tangguh bencana (Satuan Pendidikan Aman Bencana) dan  kelurahan tangguh bencana.

"Pemko Padang juga berkomitmen berkolaborasi dengan BMKG, Kogami dan masyarakat dalam tsunami ready community. Dua kelurahan  Kota Padang mendapatkan pengakuan dari UNESCO-IOC sebagai kelurahan siaga tsunami atau Tsunami Ready Community (TRC). Dua kelurahan itu adalah Kelurahan Purus dan Kelurahan Lolong Belanti," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, di setiap tanggal 30 September juga diperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang yang diperingati sejak tahun 2010 lalu,  untuk menumbuhkan rasa dan sikap kesiapsiagaan bencana.

"Kemudian juga digelar 'Cofee Morning' setiap bulannya dengan stakeholder dan insan kebencanaan yang membahas isu pengurangan risiko bencana," paparnya. (dkf)

 
Top