MUNGKA, SWAPENA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat Supardi mengapresiasi proyek percontohan pengelolaan sampah skala nagari yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar di Nagari Sungai Antuan, Kecamatan Mungka, Kabupaten Limapuluh Kota.
Menurut Supardi, pilot project yang dimulai sejak Mei tersebut telah mampu menggerakkan usaha peternakan masyarakat, khususnya peternak ikan dengan pendapatan tinggi namun berbiaya murah.
Hal itu disampaikannya usai meninjau langsung kelompok budidaya perikanan "RAHMAT" di Jorong Lubuak Simato, Kecamatan Mungka, bersama Kadis DLH Siti Aisyah, wali nagari dan camat, Kamis (28/10).
Kelompok ini menerapkan bioteknologi untuk mengurai sampah organik memanfaatkan lalat maggot Black Soldier Fly (BSF) dan hasilnya berupa ulat maggot BSF yang digunakan sebagai pakan alternatif berbiaya murah untuk budidaya ikan.
"Budidaya ikan dengan pakan ulat maggot ini memanfaatkan sampah organik dari pasar berupa sayuran dan buah-buahan untuk pakan ulat maggot. Hal ini sangat membantu peternak, berbiaya murah dan turut membantu pengolahan sampah. Program ini sangat bagus sekali dan DPRD selaku mitra gubernur tentu sangat mendukung program untuk mengatasi masalah lingkungan," ujar Supardi.
Kadis LH Sumbar, Siti Aisyah mengatakan, pengelolaan sampah skala nagari merupakan terobosan baru yang perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta nagari, pengelola pasar nagari dan kelompok masyarakat pengelola sampah di nagari untuk terlibat langsung dalam pengolahan sampah di sumber, sehingga diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengurangi jumlah timbunan sampah yang dibuang ke TPA.
"Seperti diketahui bahwa TPA regional sudah mulai penuh, karena itu program kita saat ini adalah bagaimana strategi pengelolaan sampah dengan merangkul kelompok-kelompok budidaya perikanan yang memanfaatkan ulat maggot black soldier fly (BSF) sebagai pakan alternatif. Kelompok ini memanfaatkan sampah organik dari pasar untuk pakan maggot. Tinggal kita sekarang memberi dukungan bantuan apa saja yang dibutuhkan," kata Siti Aisyah.
Selain untuk makanan ternak, berupa fresh maggot, budidaya ulat maggot BSF di Nagari Sungai Antuan saat ini telah berkembang lebih luas pupuk tanaman berupa serbuk dan pupuk cair. Bahkan saat ini juga tengah diupayakan untuk pembuatan pelet ikan baik untuk ikan konsumsi maupun ikan hias. (kmf)